WAJIB BACA


  • By Dinas Kesehatan
  • 30 Sept 2022
  • 12:26:23
  • Artikel Kesehatan

 

Tepat 927 hari atau 2 tahun 5 bulan 12 hr menghadapi Pandemi COVID-19 

Direktur WHO ( dr. Thedros Adhanom) pada tgl 14 Sept 2022 menyatakan berita gembira bahwa akhir Pandemi sdh didepan mata.

Tetap berupaya dan waspada, jangan lengah  sampai kita menang.

Harus saling bekerjasama dgn baik antar berbagai pihak, tetap waspada ,lakukan protokol kesehatan dan terutama melengkapi vaksinasi dgn booster sesuai arahan Presiden.

Enam kertas kebijakan (Policy Brief) 6 panduan sebagai Rujukan Pemimpin Negara, merupakan tindakan2 penting yg dpt diterapkan kebijakan nasional dan daerah , yaitu :

1. Test COVID-19 dgn tujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas agar pasien cepat dirawat dan diobati...tetap diikuti dgn isolasi dan pertahankan serta perkuat Surveilans COVID-19 termasuk dgn penggunaan sequenzing ( identifikasi sampel virus yg beredar) untuk memantau perubahan pola epidemiologi, trend morbiditas dan mortalitas, beban penyakit pada kapasitas perawatan kesehatan dan evolusi  dan sirkulasi varian.

2. Penatalaksanaan klinis COVID-19, WHO meminta Integrasi jalur perawatan klinis COVID-19 kedalam sistem perawatan kesehatan primer dan pastikan segera terhubung ke jalur perawatan klinis.

3. Mencapai target vaksinasi COVID-19,WHO meminta capai 100 % pada tenaga kesehatan dan > 70 % pada kelompok lansia harus pastikan akses vaksinasi pada kelompok rentan lainnya yg seringkali tdk terlayani secara memadai.

4.Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 difasyankes, tindakan penting dgn memperbaharui kebijakan COVID-19 dlm pencegahan dan pengendalian infeksi seperti menjaga kesiapan operasional lonjakan kasus COVID-19 dan patogen emerging dan re-emerging lainnya.

5. Membangun kepercayaan melalui komunikasi resiko dan keterlibatan masyarakat.

6. Menangani infodemik COVID-19, WHO menyarankan bentuk satuan tugas infodemik untuk meningkatkan wawasan bahaya infodemik, merespon cepat hoax.

- BOR Nasional mengalami Trend penurunan demikian jg dgn kasus konfirmasi positif COVID-19 dan kasus aktif nasional
Positivity Rate seminggu terakhir turun ke angka 7 %
CFR 2,4 %
Beberapa indikator siap ke fase Endemi ; 
Laju kasus harian  < 5 %
Angka kasus aktif < 5 %
Tingkat kematian atau CFR sekitar 2 %
Tingkat keterisian RS atau BOR < 5 % dimana pengamatan dilakukan dalam waktu 11 bulan, jika ingin Segera keluar dari pandemi maka indikator2 tsb harus kita penuhi.

- Kemampuan seseorg menilai resiko, akan menentukan upaya kita menjaga kesehatan,  termasuk disiplin diri agar tdk terinfeksi COVID-19 dimulai dgn menjalankan  hidup bersih dan sehat, yg merupakan tanggung jawab dan ikhtiar kita semua.

- Salah satu faktor memperberat resiko fatality adalah memiliki comorbid yg tdk terkontrol, resiko keparahan penyakit meningkat pada pasien yg jg memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung dan pembuluh darah hipertensi, hiperlipidemia, DM, gangguan pernafasan sepeti PPOK, Tb-Paru, dan Asma, gangguan syaraf, ganggaun sistem endokrin seperti  hipertiroid, hipotiroid , kemudian  liver kronis  seperti fatty liver, sirosis hati, ginjal kronis yg menyebabkan peningkatan resiko kematian  13,7 x lebih besar dibandingkan pasien COVID-19 tanpa penyakit ginjal,  terlebih lg apabila belum mendapatkan vaksinasi dan Booster COVID-19 untuk itu sangat dihimbau untuk semua penduduk Indonesia segera melengkapi vaksinasi Booster.
Krn perlu untuk daya tahan tubuh yg tinggi untuk penularan COVID-19. 

- 2 x vaksin tdk cukup untuk melindungi tubuh kita seumur hidup krn akan menurun seiring waktu maka segera lengkapi agar daya tahan tubuh meningkat kembali. Mamfaatkan upaya pemerintah memberi vaksin gratis krn tdk semua negara mengratiskan vaksin. Mari sukseskan agar kita bisa keluar dari Pandemi.

- WHO menyarankan target populasi yg sdh harus di Booster sebanyak 50 % artinya kita masih jauh ketinggalan, maka ajak semua temen, sahabat, keluarga yg belum di Booster sehingga untuk menghindari dari kesakitan, gejala berat,  komplikasi dan kematian krn COVID-19. 
 
- Kemenkes RI tengah mengencarkan  Strategi jemput bola dgn mendatangi rumah2, pasar dan tempat2 publik lainnya untuk mengejar ketinggalan Booster,  tetapi alangkah lebih baik punya kesadaran sendiri untu mendapatkan Booster dgn memamfaatkan aplikasi Peduli Lindungi.

- Kemenkes RI jg sedang giat2 nya melaksanakan BIAN untuk melengkapi status imunisasi anak2 yg belum lengkap status imunisasinya krn situasi Pandemi sekitar 1,7 jt anak tdk mendapatkan hak imunisasi lengkap pada periode 2020 hingga 2021, menimbulkan resiko merebaknya kasus difteri, naik kejadian campak dan membahayakan terganggunya status bebas polio Indonesia, dimana BIAN akan berakhir 30 Sept 2022 artinya masih ada 7 hr lg ntuk mendapatkan dan melengkapi status imunisasi MR, Polio, DPT-HB-Hib, Apresiasi Jawa Timur, DKI-Jakarta dan Banten yg sdh mencapai lebih dari 95 % MR. Artinya anak2 terlindungi dari bahaya PD3I. 
Mari lindungi anak2 kita , segera lengkapi status imunisasinya, karena anak Indonesia terlindungi maka Indonesia pasti maju.

Indonesia pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

Demikian disampaikan utk kita agar terus memperkuat kewaspadaan.