Bupati Batu Bara Sebut Pernyataan Dinkes Soal Angka Stunting Akan Dibahas Dengan Para Ahli


  • By Dinas Kesehatan
  • 18 Mei 2022
  • 13:43:57
  • Berita Pemerintahan

Pemerintah RI berkomitmen menurunkan angka stunting (kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi) hingga 14 persen pada 2024 mendatang.

Mewujudkan hal tersebut Pemkab Batu Bara melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) menggelar acara Pemetaan dan Analisis Situasi Program Stunting Kab. Batu Bara 2022, di Aula Rumah Dinas Bupati, Selasa (17/05/2022).

Hadir dalam acara tersebut, Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI – Medan Dr. Oslida Martony, S.KM, M.Kes, Satgas Tim Percepatan Penurunan Stunting Provsu Rosidah Berutu, S.KM, M.Kes, Analisis Gizi Dinkes Sumut Lia Yuliani, s.Gz, Perwakilan BKKBN Provsu Wiwik Afrida, S.KM, M.Kes, Ketua TP PKK Batu Bara Ny. Maya Zahir, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Batu Bara, dan Kepala Desa/Lurah yang berada di wilayah lokus stunting.

Dinas Kominfo Batu Bara dalam siaran persnya mengatakan, Kabupaten Batu Bara telah ditetapkan sebagai kabupaten lokus dalam penurunan masalah gizi stunting di Provinsi Sumatera Utara pada 2021.

Penanganan stunting melalui aksi-aksi yang terintegrasi dengan pihak-pihak terkait dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan intervensi gizi dalam percepatan penurunan stunting.

Wahid Khusyairi, Kadis Kesehatan P2KB Batu Bara, dalam laporannya menyampaikan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Batu Bara sebesar 30,9 persen.

Untuk menepis angka tersebut, atas arahan Bupati Zahir, Dinkes P2KB Batu Bara melakukan penimbangan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) secara massal kepada lebih dari 90 persen balita. Hasilnya, angka stunting berada pada angka 18,35 persen.

“Tentu terlebih dahulu melakukan pelatihan kepada tenaga-tenaga pengukur. Selanjutnya mereka diturunkan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran ulang sesuai dengan EPPGBM tadi”, kata Wahid.

“Namun standarisasi alat dinilai penting. Karena kita memiliki alat yang terbatas, maka pelaksanaannya bergotong-gotong ke posyandu-posyandu selama setengah bulan. Untuk posyandu yang belum mencapai angka 90 persen akan diukur ulang kembali. Begitulah prosesnya sehingga mendapatkan angka 18,35 persen stunting di Batu Bara,” tambahnya.

Menyikapi hal itu, Bupati Batu Bara, Ir. H. Zahir, MAP dalam arahannya mengatakan, pertanggungjawaban angka 18,35 persen akan dibahas dengan para ahli supaya ditemukan sebuah kebenaran data dan akan di-input secara nasional.

“Pengukuran dan penimbangan kepada 90% balita tersebut sudah bisa mewakili dari jumlah anak-anak yang menjadi target,” ungkap Zahir.

Dia menekankan, percepatan penurunan stunting pada 2022 harus dapat menghasilkan inovasi program dan kesamaan pandangan. Sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan perangkat daerah dapat dilakukan secara terintegrasi dan bersinergi, serta tepat sasaran.